Waktu baca judul
tulisan ini, pasti ada orang yang bilang itu bener, tapi ada juga yg bilang,
“ah, nggak juga”, bahkan ada yg bilang, “itu sih tergantung dia belajar apa dan
dimana”. Semuanya bener koq, nggak ada yg salah. Dalam tulisan saya kali ini,
saya hanya ingin menceritakan bahwa untuk belajar sesuatu ada harga yang harus
dibayar. Harga secara materi maupun non-materi. Lewat beberapa cerita dan
pengalaman yang pernah terjadi, saya ingin berbagi, ada pelajaran yang kita
nilai sepele tapi harus dibayar mahal, namun ada pula pelajaran penting yang
tidak perlu mengeluarkan materi apapun untuk mendapatkannya.
Seorang sahabat bercerita pada saya
bahwa ia kehilangan sejumlah besar uang gajinya karena hal sepele, ragu-ragu.
Sistem penggajian di kantornya masih menerapkan sistem manual, yaitu bos
memberikan gaji secara cash pada setiap karyawannya. Alhasil setiap bulan, ia
harus menyetorkan uang itu ke tabungan. Sewaktu mau berangkat, dia sudah ragu
tetap memakai celana pendek rumah, ingin ganti celana beresleting, katanya.
Hanya saja dia tetap berangkat tanpa mengganti celana. Sarapan di mie ayam baru
dilanjut ke bank untuk setoran. Bukan uang gajian yg didapet, kantong celananya
sudah kosong, uang sudah tidak ada, gaji 1 bulan pun hilang. Dicari lagi mulai
dari rumah, tukang mie ayam, kembali ke bank, tetap tidak ada. Akhirnya, sang
sahabat hanya bisa ikhlas melepas gaji 1 bulannya itu.
Di lain hari, seorang sahabat
bercerita tentang kelalaian seorang rekan kantornya ketika bekerja. Dalam
pengerjaan pajak, salah meminta print pada teknisi yg bertugas. Alhasil, ia
harus membayar biaya pemanggilan dan pengeprintan form pajak tersebut. Hal itu
terjadi karena tidak teliti. Di lain waktu seorang sahabat juga mengalami
kerusakan cukup parah pada kendaraannya karena menurutin permintaan sang pacar
untuk pergi. Ada
pula teman yang harus dimarahi oleh atasannya karena tidak melakukan koordinasi
dengan bagian lain dalam menangani suatu masalah.
Melalui berbagai hal kita bisa
belajar, bukan hanya di sekolah, di kampus, ataupun di tempat kursus saja.
Pelajaran hidup, bisa diperoleh dimana saja. Pengorbanan untuk belajar
bervariasi, ada yang gratis sampai harus kehilangan materi bahkan orang yang
tersayang. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan adalah pelajaran, kembali
pada masing-masing orang dalam menyikapinya, apakah mereka bisa mengambil
pelajarannya atau hanya berlalu begitu saja.
Seperti sahabat saya yang kehilangan
sebulan gajinya, sejak saat itu dia tidak melakukan sesuatu bila ragu-ragu.
Ketika ia ragu, ia akan mengambil jalan aman atau tidak melakukannya sama
sekali. Menjadi lebih berhati-hati, tidak menyepelekan keinginan yang muncul
pada dirinya. Teman yang lain saat ini pun semakin selektif ketika diajak
keluar oleh pacarnya, bahkan semakin berhati-hati dengan apa yang diminta oleh
sang pacar.
Belajar, lagi-lagi, bukanlah hal
yang bisa diukur dengan uang. Apa yang diperoleh seseorang dalam semua
peristiwa dihidupnya tergantung bagaimana masing-masing orang menyikapinya.
Ketika seseorang dapat belajar dari setiap kejadian dalam hidupnya, maka ia
akan semakin bijak dalam menghadapi kehidupan. Sekali lagi, teman, belajar itu
mahal harganya, secara materi maupun non-materi.
Selamat belajar…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar