Selasa, 29 Mei 2012

24 April


24 April 2005 adalah hari dimana saya dikatekisasi (sebuah upacara di gereja) dan pada tanggal itu juga saya kembali memiliki pacar. (hehehe….) Seorang laki-laki manis yang sangat baik, sesuai dengan kriteria yang saya inginkan. Kristen, Batak, cerdas, pintar, humoris, putih dan berperut (??!!). Mengenal selama 1 tahun sepanjang katekisasi, saya pikir sudah cukup dan yakin memutuskan menjalin hubungan dengan laki-laki ini. 1 hari sebelumnya, dia mengatakan kalau dia suka pada saya dan mengajak saya untuk “berjalan” bersama. Saya agak bingung menjawab, tapi saya sudah memastikan untuk menjawab “iya”. Setelah saya hitung, keesokan harinya adalah hari yang tepat. Jadilah, tanggal 24 April sebagai tanggal ‘keramat’ bagi kami.
Ada cerita lucu di hari itu, hari dimana dia menyatakan sukanya pada saya. Hari itu kami melakukan gladi resik di gereja untuk acara katekisasi keesokan harinya. Sejak pagi, saya sudah sibuk, karena hari ikut acara paskah sekolah dulu. Siang hari, saya ijin duluan. Sampai di gereja, ternyata sudah ramai. Acara ini dilakukan bersama dengan Bapa Pendeta yang mengajar kami selama 1 tahun. Berbaris, berjalan masuk ke dalam gereja, posisi duduk, mencoba maju ke altar, sampai hal detail seperti berdiri ketika akan paduan suara pun dilatih. Hari sudah sore ketika kami selesai berlatih, acara bebas sebelum latihan paduan suara terakhir di malam hari. Beberapa teman malas untuk pulang, termasuk saya. Kami menunggu di dalam gereja sambil beristirahat.
Saat itu laki-laki, yang saat ini saya panggil Jeruk, juga tidak pulang, padahal rumahnya tergolong dekat dari lokasi gereja. Saya ingat, saat itu saya sedang ngobrol dengan seorang teman yang tiba-tiba pergi. Saya sendiri memilih untuk membaca buku yang saya selalu saya bawa. Sedang membaca, Jeruk duduk di sebelah saya sambil mengajak saya ngobrol. Entah karena panas atau memang saya deg-degan, saya bilang padanya kalau saya ingin es krim, dan kembali membaca. Dia pergi, keluar.
15 menit kemudian, dia datang membawa plastik berisi es krim coklat. Saya terkejut, senang. Sambil makan es krim, kalimat yang saya ingat sampai sekarang “kamu tau ga kalo aku sayang sama kamu?” itu keluar dari mulutnya. Bingung sambil menikmati es krim coklat membuat saya menjawab “nggak” hahahahahahahahahaha……. Setiap saya ingat jawaban itu, saya malu sendiri. Agak terkejut, Jeruk menegaskan kalau dia sayang pada saya dan mengajak pacaran. Saya ingin menjawab “iya” saat itu juga. Tapi pikiran saya bilang, besok saja, dan jawaban yang keluar pun, “aku nggak tau, ga bisa jawab sekarang, besok ato lusa.” Sikapnya tidak berubah, tetap baik dan selalu tersenyum pada saya.
Hingga keesokan harinya, saya menjawab “iya” melalui sms. Keadaan saat itu tidak sesuai dengan scenario yang ada di kepala saya hingga memaksa saya untuk menjawab melalui media SMS. Sore hari ketika acara dilanjutkan di rumah, saya segera menghubungi Jeruk dan menjawab “iya”.

Sekarang, 24 April 2012, 7 tahun setelahnya, kami masih ada, hubungan ini masih ada, cerita-cerita terus ada, bahkan semakin kuat. Waktu berlalu, tapi kami tidak berlalu. Setiap fase berlalu, begitu pula dengan kami, fase dalam hubungan ini pun terus berlalu maju. Tidak mudah mempertahankan kami, ego masing-masing ataupun gangguan dari luar harus dihadapi. Ketika saya lemah, dia yang melindungi saya dan tetap berjalan bersama, menuntun saya dengan tangan kokohnya. Ketika dia mulai putus asa, saya akan semakin kuat menggenggaam tangan sambil berusaha menguatkan dirinya, melalui senyuman dan tangan saya, walau tidak sekuat tangan kokohnya.
Setiap fase dalam hidup sudah kami lewati bersama. SMA, fase di mana fase penuh perjuangan, berjuang untuk lulus sekolah, berjuang untuk masuk universitas impian, berjuang membuktikan kalau hubungan ini bukan penghalang bagi kami, semua lolos terlewati, meskipun tidak selamanya mulus dan sempurna. Kuliah, fase lanjutan, dimana kami harus berjuang untuk pendidikan dan awal dari masa depan kami, secara pribadi maupun bersama. Saat ini kami sedang berusaha untuk siap menghadapi fase selanjutnya, akhir dari bentuk kami saat ini dan awal dari bentuk kami yang lain dengan fase yang lain pula.

Nanti, 24 April 2015, 10 tahun setelahnya, saya berharap kami masih ada dan siap untuk berubah menjadi bentuk yang lain. Saya berharap waktu bisa menyiapkan kami menuju bentuk kami yang baru. Bentuk yang lebih baik, bentuk yang lebih sempurna, bentuk yang patut diperjuangkan, bentuk yang lebih berharga, bentuk mandiri hasil rajutan kami. Semoga kami masih ada saat waktu itu datang. Semoga…semoga…semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar